Untukmu aku bertanya.
Tentang relung itu, relung malam
di pelupuk mentari.
Betapa aku berkali-kali hanyut melodi senjamu.
Untukmu juga, lihat pundak itu
pundak retak bingkai malam.
Betapa retaknya membuat relungku terjungkal.
Untukmu,
di bingkai malam ini rembulan bergurau.
Dia kata tetes permatamu biru.
Biru, benar, layaknya tiraimu,
Tirai hatimu membiru terhempas rembulan.
Andai engkau tahu.
Biorama irama malam penuh tanya.
Aku kira ini malam panjang.
Dan aku merasa, mungkin
sengaja ia tutup persegi cahaya, lagi
dengan tirai permata biru, seakan ingin
relung senyum mu tak lekas lepas
dari bingkai malamku.
Sumber : Arun Delau
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan lupa berbagi ya sob