Wahai istriku, ku teringat sebuah kewajiban yang harus ku tunaikan
sebagai seorang suami, sebagai seorang nahkoda dalam kapal kita, sebagai
seorang pemimpin dalam rumah tangga kita.
(¯`•.¸ღ ღ¸.•´¯)*•♫♥♥
Wahai istriku, ku akan berusaha menjadi suami yang baik, yang
menyayangimu yang berusaha untuk berta’awun (saling tolong menolong)
dalam kebaikan.
Wahai istriku, ku akan selalu berusaha membuat dirimu senang,
sebagaimana ku senang jika diperlakukan seperti itu. Diantaranya ku akan
berusaha selalu tampil rapi, wangi dihadapan dirimu. Sebagaimana ku
senang jika ku diperlakukan seperti itu.
Wahai istriku, jika engkau melihat dari diriku rasa cemburu itu bukti
rasa cintaku padamu. Yang dengan itu, aku berusaha menjaga dan
mencintaimu, semoga dengan sebab kecemburuanku yang syar’i menjadi sebab
terjaganya dirimu, ku ingin seperti Sa’ad bin Ubadah bahkan ku ingin
seperti Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam.
Wahai istriku, engkau dalam pandanganku seorang yang sangat berharga
bagi diriku, sosok yang luar biasa, ketaatanmu yang membuat diriku
tambah mencintai dirimu. Engkau diantara anugrah yang terbesar yang
Allah berikan kepada diriku, sebagaimana Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi
Wasallam bersabda: “ Dunia adalah perhiasan, sebaik-baik perhiasan
adalah wanita yang shalihah ” (HR Muslim)
(¯`•.¸ღ ღ¸.•´¯)*•♫♥♥
Wahai istriku, kebaikanmu begitu besar kepada diriku, kasih sayang dan
kelembutanmu, ketaatan dan kesetiaanmu, pelayanan dan pengorbananmu
begitu terasa oleh diriku, wahai istriku, semoga Allah membalas
kebaikanmu dengan masukkanmu kedalam surga Nya.
Wahai istriku, ingatkanlah jika suamimu keliru, jika ada hakmu yang
terlalaikan, wahai istriku jangan engkau ragu untuk menasehati jika
suamimu keliru, jika suamimu salah, wahai istriku ku ingin rumah tangga
kita dibangun diatas saling menasehati didalam ketaatan kepada Allah,
karena atas dasar inilah agama kita dibangun. sebagaimana Rasulullah
Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda “Agama itu adalah nasehat” (HR
Muslim)
Wahai istriku, ku ingin hubungan kita dibangun atas saling percaya dan
saling berkhusnudzan (berberbaik sangka) satu dengan yang lainnya,
karena dengan sebab inilah akan menutup celah hal-hal yang akan
menimbulkan hubungan kita tidak harmonis.
Wahai istriku, ku akan melangkahkan kaki ini, mengerahkan tenaga mencari
rezeki yang halal yang Allah tetapkan untuk diriku, sebagai tanggung
jawab seorang suami untuk menafkahi anak dan istrinya.
“ Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan
orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberikan nafkah dari harta
yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada
seseorang melainkan (sekedar) apa yang Allah berikan kepadanya “ (QS.
Ath-Thalaq : 7)
Wahai istriku, ku akan selalu berusaha bergaul dengan pergaulan yang
baik dengan dirimu, dengan kelembutan dan kasih sayang, dengan tutur
kata yang sopan dan etika yang baik, dengan mendengar dan menghargai
pendapatmu, dengan membantu dan meringankan pekerjaanmu, dengan bersikap
yang baik dan menjaga perasaanmu, wahai istriku maafkan suamimu jika
masih jauh dari hal itu, ku ingin berusaha berbuat yang terbaik untuki
dirmu.
Wahai istriku, ku ingin engkau akrab dengan kedua orang tuaku. Wahai
istriku mulailah dengan berlaku lemah lembut kepadanya, membantu
pekerjaannya, niscaya engkau akan disayang seperti anaknya sendiri.
Wahai istriku semoga Allah menjaga dan melanggengkan rumah tangga kita
diatas ketaatan kepada Allah hingga akhir hayat kita, dan memasukan kita
kedalam surganya(¯`•.¸ღ ღ¸.•´¯)*•♫♥♥
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan lupa berbagi ya sob