Karena sepi yang tinggal di kepalamu sudah terlalu tua dan kita lupa
menggantinya dengan sepi serupa yang berusia lebih muda usianya.
Sayangnya kemudaan menjadikanmu beralasan bahwa usia meniadakan guguran daun yang penuhi sejarah nisan ayahmu.
Bukankah sepi itu sama saja ?
Dimana-mana orang menyebutnya sebagai pintu kesunyian, sebuah harapan
yang menyimpan keputus asaan laiknya kelebihan beban kehidupan, sehingga
puncak kebisingan menjadi sebuah denging tiada henti.
Loketz Syair
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan lupa berbagi ya sob