Andre dan Sherly adalah
sepasang kekasih yang serasi walaupun keduanya berasal dari keluarga
yang jauh berbeda latar belakangnya. Keluarga Sherly berasal dari
keluarga kaya raya dan serba berkecukupan, sedangkan keluarga Andre
hanyalah keluarga seorang petani miskin yang menggantungkan kehidupannya
pada tanah sewaan.
Dalam kehidupan mereka berdua, Andre sangat
mencintai Sherly. Andre telah melipat 1000 buah burung kertas untuk
Sherly dan Sherly kemudian menggantungkan burung-burung kertas tersebut
pada kamarnya. Dalam tiap burung kertas tersebut Andre telah menuliskan
harapannya kepada Sherly. Banyak sekali harapan yang telah Andre
ungkapkan kepada Sherly. “Semoga kita selalu saling mengasihi satu sama
lain”,”Semoga Tuhan melindungi Sherly dari bahaya”,”Semoga kita
mendapatkan kehidupan yang bahagia”,dsb. Semua harapan itu telah
disimbolkan dalam burung kertas yang diberikan kepada Sherly.
Suatu hari Andre melipat burung kertasnya yang ke 1001. Burung itu
dilipat dengan kertas transparan sehingga kelihatan sangat berbeda
dengan burung-burung kertas yang lain. Ketika memberikan burung kertas
ini, Andre berkata kepada Sherly:
“Sherly, ini burung
kertasku yang ke 1001. Dalam burung kertas ini aku mengharapkan adanya
kejujuran dan keterbukaan antara aku dan kamu. Aku akan segera melamarmu
dan kita akan segera menikah. Semoga kita dapat mencintai sampai kita
menjadi kakek nenek dan sampai Tuhan memanggil kita berdua ! “
Saat mendengar Andre berkata demikian, menangislah Sherly. Ia berkata kepada Andre:
“Ndre, senang sekali aku mendengar semua itu, tetapi aku sekarang
telah memutuskan untuk tidak menikah denganmu karena aku butuh uang dan
kekayaan seperti kata orang tuaku!”
Saat mendengar itu Andre
pun bak disambar geledek. Ia kemudian mulai marah kepada Sherly. Ia
mengatai Sherly matre, orang tak berperasaan, kejam, dan sebagainya. Dan
Akhirnya Andre meninggalkan Sherly menangis seorang diri.
Andre mulai terbakar semangatnya. Ia pun bertekad dalam dirinya bahwa ia
harus sukses dan hidup berhasil. Sikap Sherly dijadikannya cambuk untuk
maju dan maju. Dalam Sebulan usaha Andre menunjukkan hasilnya. Ia
diangkat menjadi kepala cabang di mana ia bekerja dan dalam setahun ia
telah diangkat menjadi manajer sebuah perusahaan yang bonafide dan tak
lama kemudian ia mempunyai 50% saham dari perusahaan itu. Sekarang tak
seorangpun tak kenal Andre, ia adalah bintang kesuksesan.
Suatu
hari Andre pun berkeliling kota dengan mobil barunya. Tiba-tiba
dilihatnya sepasang suami-istri tua tengah berjalan di dalam derasnya
hujan. Suami istri itu kelihatan lusuh dan tidak terawat. Andre pun
penasaran dan mendekati suami istri itu dengan mobilnya dan ia mendapati
bahwa suami istri itu adalah orang tua Sherly.
Andre mulai
berpikir untuk memberi pelajaran kepada kedua orang itu, tetapi hati
nuraninya melarangnya sangat kuat. Andre membatalkan niatnya dan ia
membuntuti kemana perginya orang tua Sherly.
Andre sangat
terkejut ketika didapati orang tua Sherly memasuki sebuah makam yang
dipenuhi dengan burung kertas. Ia pun semakin terkejut ketika ia
mendapati foto Sherly dalam makam itu. Andre pun bergegas turun dari
mobilnya dan berlari ke arah makam Sherly untuk menemui orang tua
Sherly.
Orang tua Sherly pun berkata kepada Andre:
”Ndre, sekarang kami jatuh miskin. Harta kami habis untuk biaya
pengobatan Sherly yang terkena kanker rahim ganas. Sherly menitipkan
sebuah surat kepada kami untuk diberikan kepadamu jika kami bertemu
denganmu.”
Orang tua Sherly menyerahkan sepucuk surat kumal kepada Andre.
Andre membaca surat itu.
“Ndre, maafkan aku. Aku terpaksa membohongimu. Aku terkena kanker
rahim ganas yang tak mungkin disembuhkan. Aku tak mungkin mengatakan hal
ini saat itu, karena jika itu aku lakukan, aku akan membuatmu jatuh
dalam kehidupan sentimentil yang penuh keputus-asaan yang akan membawa
hidupmu pada kehancuran. Aku tahu semua tabiatmu Ndre, karena itu aku
lakukan ini. Aku mencintaimu Ndree……….. “
Setelah membaca surat
itu, menangislah Andre. Ia telah berprasangka terhadap Sherly begitu
kejamnya. Ia pun mulai merasakan betapa hati Sherly teriris-iris ketika
ia mencemoohnya, mengatainya matre, kejam dan tak berperasaan. Ia
merasakan betapa Sherly kesepian seorang diri dalam kesakitannya hingga
maut menjemputnya, betapa Sherly mengharapkan kehadirannya di saat-saat
penuh penderitaan itu. Tetapi ia lebih memilih untuk menganggap Sherly
sebagai orang matre tak berperasan. Sherly telah berkorban untuknya agar
ia tidak jatuh dalam keputusasaan dan kehancuran.
Sumber : Arun Delau
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan lupa berbagi ya sob