Hujan mencintaimu kekasih. Jejak kemarau dihapusnya dari ingatan. Hujan membasahi pot bunga juga kaca jendela, dan kulihat genangan begitu sejuk memantulkan kecantikanmu.
Angin pun mencintaimu kekasih. Wangi bunga berhembus di lekuk tubuhmu, seri
bu bunga bermekaran, kaubiarkan aku memelukmu, kurasakan gairah musim semi di dadamu.
Senja mencintaimu kekasih. Rambutmu indah dalam sentuhan jingga, samudera bergelora, mengingatmu penuh rindu. Ke teluk hatimu bangau-bangau mengepakkan sayap-sayap bahagia jiwaku.
Malam mencintaimu kekasih. Dinyalakannya panorama lampu, kita bercengkerama dalam taburan cahaya. Bintang-bintang berkedip di kejauhan, kunang-kunang berkedip di keremangan, memandangmu aku lupa cara berkedip.
Dan pagi mencintaimu kekasih. Adakah yang lebih menyulut bara dari matahari yang memeluk hangat tubuhmu. Matahari yang terbit dari lembah hatiku, selalu menyapamu dengan kecupan:
Aku mencintaimu kekasih.
Loketz Syair
Senja mencintaimu kekasih. Rambutmu indah dalam sentuhan jingga, samudera bergelora, mengingatmu penuh rindu. Ke teluk hatimu bangau-bangau mengepakkan sayap-sayap bahagia jiwaku.
Malam mencintaimu kekasih. Dinyalakannya panorama lampu, kita bercengkerama dalam taburan cahaya. Bintang-bintang berkedip di kejauhan, kunang-kunang berkedip di keremangan, memandangmu aku lupa cara berkedip.
Dan pagi mencintaimu kekasih. Adakah yang lebih menyulut bara dari matahari yang memeluk hangat tubuhmu. Matahari yang terbit dari lembah hatiku, selalu menyapamu dengan kecupan:
Aku mencintaimu kekasih.
Loketz Syair
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan lupa berbagi ya sob