Cukup dengan satu tarikan nafas, rasa itu sudah tergambar dengan jelas
Benar-benar mengecewakan
Bagaimana mungkin saya sebegitunya memohon kepadanya
Dan benar-benar tak ada pilihan untuk menghentikannya
Sama sekali abstain.
Paksaan entah datang darimana itu, tertekan. Rasanya harus seperti ini. Tak peduli apa itu
Padahal jika difikir, tak kan sehebat itu nantinya
Tak kan sebegitunya, apalagi ketika tak ada kata setuju kedua belah pihak
Walau mungkin tetap berjalan, tapi tak akan semuluis yang ku harapkan
Bahkan bukan hanya sekedar batu tak beraspal
Tapi benar-benar sungai kering yang berduri
Masih tetap bisa sebagi jalan walaupun membuatmu luka
Hingga nanti darahku tak akan terasa menyakitkan
Sampai nanti pada saatnya ketika tubuh tak lagi punya simpanan darah tuk bertahan
Sampai dititik itu baru akan sadar, ini bukan pilihan tepat
Layaknya selesai membaca cerita. Sudah tahu akhirnya
Tapi masih saja berharap saya salah baca
Maunya isi cerita itu berubah seperti apa yang saya mau
Dangkal apa yang saya mau fikirkan..
Tak terima kenyataan. Mau menang sendiri
Hhahahahahha,,,menang tanpa kemampuan
Mengandalkan keberuntungan katanya
Bahkan ketika ditanya apa dasarnya masih bisa menggelang dan senyum malu
Tak tahu mau jawab apa
Elegi…
http://www.facebook.com/Arunthelau
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Response to "ELEGI"
Posting Komentar